Deputi Bidang Koordinasi Revolusi Mental, Pemajuan Budaya, dan Peningkatan Prestasi Olahraga, Kementerian Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) Didik Suhardi mengatakan, pendidikan karakter harus dimulai sejak Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD). Pada masa itu, nilai-nilai yang diajarkan adalah cara bersosialisasi, berkomunikasi, interaksi, dan kemampuan menjadi anak mandiri dalam segala hal.
“Di SD juga demikian, muatan karakternya masih sangat besar antara 60-70%. SMP 40-50%, lalu SMA 20-30%. Setelah di pendidikan tinggi maka sifatnya harus sudah implementasi dari karakter-karakter yang sudah diajarkan sejak PAUD hingga pendidikan menengah,” ujarnya dalam konferensi pers usai Workshop “Sekolah Pelopor Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM)” secara hybrid, Rabu (29/9/2021).
Didik menyebutkan, penanaman nilai-nilai revolusi mental dalam dunia pendidikan dilakukan oleh tenaga pendidik. Dalam hal ini, tenaga pendidik harus berkarakter sehingga menularkan semangat revolusi mental.
“Dalam dunia pendidikan, proses transfer knowledge ialah dari pendidik. Kalau pendidiknya tidak berkarakter, tidak punya hal-hal atau nilai-nilai yang mencerminkan perubahan revolusi mental tentu itu tidak bisa ditularkan kepada peserta didik,” paparnya.
Nilai revolusi mental yang harus dimiliki tenaga pendidik atau para guru, lanjut Didik, yakni integritas, etos kerja, dan gotong royong. Nilai-nilai ini akan ditularkan kepada peserta didik sehingga membentuk karakter kuat generasi Bangsa Indonesia.
Didik menjelaskan, pada periode kedua kepemimpinan Presiden Joko Widodo, pemerintah fokus pada pembangunan sumber daya manusia (SDM). Revolusi mental berperan untuk mengubah cara pikir, cara kerja, dan cara hidup menuju masyarakat Indonesia yang berdikari, berdaulat, dan berkepribadian dalam kebudayaan.
“Bagaimanapun, pendidikan terutama guru atau para pendidik menjadi ujung tombak keberhasilan pencapaian revolusi mental,” tandas Didik.
Sementara itu, Ketua Umum Pengurus Besar Persatuan Guru Republik Indonesia (PB PGRI) Prof Unifah Rosyidi mengatakan, peran guru sangat strategis dalam mengawal perubahan revolusi mental. Namun dalam implementasinya, para guru masih menghadapi berbagai tantangan terutama saat menanamkan nilai-nilai karakter peserta didik di era pandemi Covid-19.
“Tantangan lain yang juga sebenarnya sudah berlangsung lama yaitu fokus yang terbagi antara peserta didik dengan kewajiban administratif guru yang harus dipenuhi. Hal-hal birokratif seperti ini faktanya memang masih menjadi kendala bagi kita (guru),” ucap Unifah.
Kendati demikian, Unifah mengatakan, secara konkret penanaman nilai-nilai pendidikan karakter masih dapat disisipkan dalam setiap metode pengajaran apapun. “Inovasi dari para pendidik juga dibutuhkan sehingga harapan terimplementasinya nilai-nilai revolusi mental pada peserta didik dapat terpenuhi,” ucapnya.
beritasatu.com/nasional/834483/pendidikan
-berkarakter-harus-dimulai-sejak-paud